Mengenai Saya

Foto saya
selamat datang di blog ibu rumah tangga pecinta buku yang merangkap sebagai ownernya frozen food rumahan. di blog ini kamu bakal di manjakan sama aneka makanan, kisah inspiratif, opini sang penulis blog yang terobesesi main film novel buatannya sendiri yang nggak kelar-kelar. siap-siap ngakak juga sama cerita gila yang sesekali bakal meramekan blog perempuan imut ini.
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

monogami dan poligami

Bismillahirrohmaanirrohiim

membaca artikel-artikel yang lagi booming pekan ini tentang mencuatnya video seorang muslimah yang memutuskan mundur dari kehidupan poligaminya. lima tahun berumah tangga, hanya bertahan setahun lebih. banyak alasan mulai dari rasa sakit, pedih, kecewa, hancur dan lainnya. banyak yang menyayangkan sikap sang suami, apa kurangnya sang istri yang wajahnya tak kalah cantik dari artis-artis di tv ini?

belum lama ini kita juga turut menikmati suguhan film yang diadaptasi dari novel best seller Surga Yang Tak Dirindukan, menambah keyakinan dihati kita betapa rumitnya hidup berpoligami, mempunyai madu atau dimadu atau malah mungkin menjadi madu.

saya tidak mengatakan hidup berpoligami itu buruk, nabi kita pun menjalaninya setelah istri pertama yang paling dicintainya Khadiijah meninggal dunia. nyatanya tidak sedikit orang-orang yang menjalaninya diluar sana mengalami keberhasilan meski tak jarang juga yang gagal. monogami atau poligami, semua tergantung Allah. tergantung siapa dan seperti apa yang menjalaninya. hanya saja kebanyakan pria meski tidak semua ketika mereka ingin berpoligami tidak murni semata-mata karna Allah. ada yang hanya karna bosan saja pada istri pertama lalu mencari istri kedua, istri pertama dan anak-anak darinya terlantar tanpa mendapatkan hak mereka, lalu apa fungsi poligami disini?

saya dan suami sering terlibat obrolan tentang poligami.

"bagaimana kalau saya menikah lagi?'

kalau pertanyaan seperti ini dilontarkan suami-suami lainnya tentu tidak sedikit yang menganggap itu isyarat dari suami yang ingin minta izin istrinya untuk menikah lagi. saya hanya tersenyum.

"kamu mau menikah lagi? tega mempoligami saya? Rasul meminta Ali tidak mempoligami Fatimah putrinya meski beliau sendiri berpoligami, karna beliau tahu poligami itu tidak mudah. dan tidak semua wanita shalihah sekalipun mampu menerimanya"

suami saya tertawa, "hanya kalau kamu izinkan."

dan kami tertawa lagi. saya lebih suka suami jujur tentang apa yang dia fikirkan. membahas seputar poligami bukan hal tabu bagi kami berdua. saya mengajukan banyak syarat kalau suami ingin poligami, salah satunya adalah, calonnya saya yang pilihkan. suami saya bilang, kalau begitu sebaiknya tidak usah poligami saja, karna pasti kamu pilihkan calon madu yang jauh lebih tua dari saya, hahahaa...


nah, sudah terbaca kan. suami saya orang biasa. saya apalagi. kalau misalnya mau nambah istri lagi maka orentasi suami saya sebagai lelaki normal tentunya kecantikan, ingin wanita yang cantik. siapa yang tidak mau? saya hargai pendapatnya. bagi saya, orang yang ingin menjalankan kehidupan seperti nabi, memiliki pernikahan poligami haruslah bukan orang sembarangan, minimal seperti uatadz Arifin Ilham, yang istri pertamanya selalu bilang selama belasan tahun menikah tidak pernah absen shalat disepertiga malam, selalu shalat shubuh di masjid. karna untuk menjadi adil kepada banyak istri itu sesuatu yang mustahil yang hanya bisa didapat jika kadar keimanan kita tinggi dan pastinya dekat dengan Allah, agar ridho istri yang dipoligami tadi juga senantiasa diraih, karna jika hanya mengacu pada sikap adil, maka tidak ada suami yang benar-benar mampu berbuat adil pada istri-istrinya, semuanya tetap berada dalam berkahNya karna Allah memberikan ridha dihati istri-istri tersebut.

selalu ada kekaguman yang lebih dengan mereka-mereka yang mampu menjalani kehidupan poligami bersama suami dan madu-madunya. mereka luar biasa. rasanya seperti melihat keteduhan hati wanita syurga yang satu sama lain saling mencintai karna Allah, saling membimbing dan menyayangi demi mengharap ridhonya Allah. rasanya hanya Allah saja yang ada dihati mereka. 

bagi saya di dunia ini ada perempuan yang Allah takdirkan hatinya mampu berbagi ada yang tidak. saya mungkin yang tidak. rasanya tidak rela saja kalau saya harus menunggu giliran jika ingin memeluk suami saya sendiri. tidak rela suami saya berdua dengan perempuan lain. saya pernah mengatakan pada suami, saya hanya ikhlas membagimu untuk tiga orang wanita. ibumu, saudara perempuanmu dan anak perempuanmu. sisanya tidak. kamu boleh hidup berpoligami, sekarang pun boleh, tapi bukan saya yang jadi salah satu istrimu. maaf sayang, tapi tiap wanita punya kapasitasnya sendiri, istrimu yang masih jauh dari sempurna ini hanya menyanggupi pernikahan monogami. 

wanita sekelas Aisyah ra saja pernah merasa cemburu kepada istri nabi yang lain hingga memecahkan piring ditangannya, lalu bagaimana saya yang jauh dari level Aisyah ini? yang ilmu agamanya masih cetek? mungkinkah jika cemburu sudah di ubun-ubun saya bisa membanting habis semua barang pecah belah dirumah? saya justru takut, takut menjadi jahat, takut menjadi dengki pada madu saya andaikan saya terpaksa menjalani kehidupan poligami. takut menjadi tidak ikhlas kepada suami hingga hilang sudah semua keberkahan dalam rumah tangga yang dijalani karna semuanya terasa seperti neraka. saya takut justru ketika suami memberi saya madu, maka sayalah yang berubah menjadi racun untuk suami saya sendiri.

itulah mengapa Allah menjanjikan syurga pada wanita-wanita luar biasa yang ikhlas membagi suami mereka hanya karna Allah semata. karna poligami itu berat, hanya yang sudah cukup ilmunya saja yang berhasil menjalaninya. 

kalau seandainya suami saya ingin poligami dan meminta saya mengizinkannya mungkin bisa saya pertimbangkan kalau...

  • suami saya shalat lima waktu setiap hari dan tidak boleh bolong satu waktupun meskipun sakit selama masih punya kesadaran
  • mengaji minimal sehari satu juzz dan berusaha menghafalkan Al'quran
  • membaca buku-buku agama dan kajian-kajiannya setiap hari
  • rutin ikut pengajian agama tiap minggu
  • selalu qiyammul'lail
  • saat tidak mengerjakan pekerjaan lainnya selalu memegang tasbih berdzikir pada Allah
  • tidak melihat dengan sengaja yang Allah haramkan ( menjaga pandangan )
  • tidak bersentuhan dengan perempuan yang bukan muhrimnya
  • hidupnya untuk kebaikan dunia akhirat
tapi kalau tidak bisa, kita monogami saja ya cinta :) kita raih rumah tangga sakinah mawaddah warahmah berdua sampai ke tangga langit. ya, hanya kita berdua. karna poligami bukan urusan syahwat semata atau pembagian materi dan waktu yang adil. poligami lebih dari itu. 
 
saya sarankan bagi suami-suami di luar sana yang ingin poligami dengan alasan sunnah, berkacalah dulu, sudah setinggi apa ilmu agamamu. kalau shalat saja masih sering bolong, mengaji setahun sekali, masih doyan nonton lady gaga dan album terbarunya telanjang-telanjangan berdalih seni, mendingan benahi diri terlebih dahulu. jika alasan ingin menikahi janda tak bersuami untuk membantu, kan bisa membantu tanpa menikahi. tanpa menyakiti hati istri, bukankah lelaki yang paling mulia itu adalah lelaki yang paling baik pada istrinya? atau kalau mau beralasan jumlah lelaki dan wanita di dunia satu banding tujuh, jadi satu lelaki wajib punya istri lebih dari satu agar tidak ada enam jumlah perempuan yang kecewa, coba cek lagi, berapa dari tujuh wanita itu yang bisa dinikahi? memangnya tidak ada anak-anak dibawah umur atau nenek-nenek tua renta dan lainnya. jangan bikin alasan nggak masuk akal hanya untuk pembenaran semata. 
 
saya anggap lelaki-lelaki yang sanggup poligami dengan syariat yang benar itu keren. tapi buat saya pribadi nggak kalah keren kok lelaki yang hanya menyanggupi satu istri sampai mati, syurganya Allah nggak akan jauh untuk lelaki satu istri kalau menjalankan rumah tangganya bener dan sesuai tuntunan agama dibanding poligami maksa ilmu kurang jadinya berantakan, berkahnya hilang. lagi-lagi semua yang saya tulis hanya opini pribadi sebagai seorang istri yang juga lagi belajar menjadi istri shalihah untuk suami tercinta. semoga sedikit banyak bermanfaat. 
 
 
 
 













  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

masih belajar menjadi ibu

semua orang sepakat, sebelum menjadi ibu kita semua pernah menjadi anak dan masih menjadi anak meskipun sudah menjadi seorang ibu. saya menikah dengan duda beranak dua. tanggung jawab paling besar untuk saya adalah menjadi ibu. tidak sekali dua saya bertanya-tanya, ibu yang seperti apakah saya ini dimata anak-anak saya?

seseorang pernah mengatakan pada saya, "kamu tidak akan mengerti perasaan seorang ibu, karna kamu tidak punya anak". mungkin maksudnya anak yang saya lahirkan sendiri. benarkah demikian? akan saya sangkal ini dengan tegas. kenapa? karna saya juga seorang anak, dan saya punya ibu. bagi saya ini cukup relevan karna saya tau benar apa yang ibu saya rasakan untuk anaknya. bagaimana sakitnya melahirkan saya menyusul adik-adik saya, mengurus mereka siang malam terlebih saat sakit. mendidik, menjemput rejeki mereka dengan tulang remuk dibanting setiap hari. dan sampai detik ini, berani saya katakan, tidak ada seorangpun di dunia ini yang berani berkorban banyak demi kesejahteraan hidup saya selain ibu tanpa memikirkan dirinya sendiri. duh, selalu ingin menangis tiap membayangkan ini. dan yang paling penting, saya tau orang yang paling tidak rela saya sakit atau menderita adalah ibu saya. jadi saya tau benar bagaimana perasaan seorang ibu.




beliau lulus Mts saja tidak, tapi kalau ditanya selalu bilang pada anak-anaknya, "kalian tidak boleh seperti mamak, harus sekolah tinggi, belajar betul-betul, biar nanti kerjanya enak walaupun punya anak banyak." apa dulu mamak saya malas sekolah? salah! beliau anak yang rajin, dulu punya cita-cita, istilah kasar beliau sendiri mengkhayal pengen sekolah SPG dan jadi guru. tapi nggak pernah kesampaian karna keterbatasan biaya. sembilan bersaudara tentulah yang diprioritaskan nenek ( ibunya mamak saya) hanya anak lelaki karna merekalah tulang punggungnya kelak. 

sejak kecil kedua orang tua saya bekerja keras untuk memberikan hidup yang layak untuk keluarga, seingat saya nggak pernah kesulitan bayar uang sekolah, beli baju baru, makan makanan enak, semuanya cukup karna orangtua saya tidak pernah berhenti bekerja keras. diluar sana banyak orang yang mengeluhkan sikap orangtuanya yang begini dan begitu, saya dulunya demikian. tapi semakin kesini semakin berfikir, kenapa tidak mencoba memaklumi?
kalau ibu saya cerewet dan sedang banyak maunya, mungkin itu karna selama ini belum ada keinginan beliau utk diri sendiri yang bisa terpenuhi karna terlalu memikirkan tanggung jawabnya terhadap anak-anak. saya memilih belajar memaklumi hidup seorang ibu yang seluruh jiwa raganya didedikasikan hanya untuk melihat anak-anaknya hidup nyaman. 



saat saya memutuskan menikah, nasehat mamak hanyalah, kalau sudah menjadi ibu, yang difikirkan hanya memberi dan memberi tanpa sedikitpun mengharap balasan. beri saja yang sanggup diberikan tapi jangan sekali-kali berharap balasan nak. apalagi kalau nanti anak-anakmu banyak, semampu-mampunya bersikap adillah.

dan sekarang saya ditakdirkan jadi ibu. sampai sekarang masih belajar menjadi ibu. saya bukan tipe orang yang gampang memperlakukan orang lain sembarangan karna saya takut salah, daripada salah lebih saya diam dan tidak berbuat apa-apa sampai saya tahu benar apa yang harus saya lakukan. dan ini berlaku ke anak-anak. maaf ya nak kalian punya tambahan ibu penakut seperti bunda :) maaf kalau bunda lebih banyak diamnya dibandingkan mencereweti kalian seperti yang seharusnya dilakukan seorang ibu, bukan karna bunda tidak mau, tapi karna bunda memposisikan diri sebagai anak, sebagai kalian. dalam pandangan bunda, anak-anak seumuran kalian tidak suka ibu yang cerewet, jadi bunda memutuskan tidak demikian. lagipula untuk urusan cerewet, ada ummi kan? hehehe *peace ya ummi :)

bersama anak-anak di candi mendut, pergi bertiga dari royal ambarrukmo ke stasiun giwangan lalu sampailah di candi ini cuma berbekal GPS seadanya karna ini baru pertama kalinya ke jogja dan langsung dapet tugas bawa anak dua ini keliling borobudur dan sekitarnya sementara abinya sibuk meeting, sepanjang jalan bunda berdoa semoga kita nggak nyasar, nak.



untuk anak-anak yang Allah takdirkan diriku menjadi salah satu ibunya, semoga kalian tumbuh menjadi anak-anak yang baik. maafkan bunda dan abi yah nak kalau ketidaksempurnaan kami sebagai orang tua kadang mengecewakan kalian, terlebih bunda yang baru belajar ini. semoga kakak dan adek selalu sehat, panjang umur dan kelak jadi kebanggaan kita semua. 
bunda tidak bisa janji akan jadi ibu yang sempurna seperti yang kalian inginkan, tapi bunda berjanji akan selalu belajar memberikan yang terbaik yang mampu bunda lakukan. biar Allah yang menjadi sebab terciptanya ikatan kita ya nak. Allah sebaik-baik penentu. tentu Allah maha tahu, kenapa dari sekian banyak pilihan, bunda lah yang akhirnya masuk kedalam hidup kalian. di dunia ini ada dua ikatan ibu dan anak. ibu yang melahirkan anak melalui rahimnya, dan ibu yang melahirkan anak melalui hatinya. kalian punya dua-duanya. 

guntung, nonton adek lomba menari, bersama ummi

















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

edisi perkenalan singkat

pertama kalinya nulis di blog, saya bingung mau nulis apa. kenalan aja gimana?

saya suka nulis, tapi punya masalah sama yang namanya mood dan konsisten. jadi, saya menulis tergantung kapan saya mood, padahal kalo kata revalina di perempuan berkalung sorban ( mungkin ini mengutip Pramoedya Ananta Nur yang menulis di penjara dan terkenal dengan "bumi manusia"nya ) mood itu diciptakan, bukan ditunggu. saya juga jauh dari konsisten, lebih suka nurutin rasa malas lalu berdalih dengan seribu macam alasan, nggak bisa nulis padahal pengen karna lagi bla bla bla, nggak bisa nulis soalnya sedang sibuk bla bla bla, klasik dan basi. 

Dan sekarang saya lagi susah payah menciptakan mood biar dimalam buta begini saya tetep bisa nulis meskipun cuma tulisan nggak mutu yang setidak-tidaknya berguna buat diri saya sendiri, melatih diri membangun mood. susah ya

blog ini bukan buatan saya sendiri, minta tolong temen bikinin. saya kan gaptek. akun medsos saja semua buatan suami, saya cuma jago menggunakan yang sudah jadi. selain praktis, nggak bikin kepala saya pusing ketimbang belajar buat sendiri. 

kebanyakan ibu rumah tangga suka masak. saya salah satunya. tapi sama kayak nulis, itu juga tergantung mood. kalau saya lagi mood, sehari saya bisa bikin aneka masakan enak mulai dari lauk spesial yang bisa bikin kamu nambah nasi dua tiga piring sampai kue-kue yang cuma dengan liat bentuknya aja bisa bikin air liurmu menetes. ih, lebay ya. 

saya juga hobby banget baca buku, apalagi kalau genrenya saya banget. kalau yang ini nggak pake mood, justru kalo mood saya lagi jelek, dibawa baca bisa kembali normal. 

saya mutusin buat blog ini karna saya butuh diary yang bisa menampung semua uneg-uneg kalo lagi bahagia, kesel, dan pengen berbagi manfaat yang saya dapat dari sesuatu ke orang banyak. jadi semoga nanti isi blog ini berguna buat diri sendiri dan orang lain. 
salam kenal dari ibu rumah tangga gaptek yang baru belajar nge-blog. 
















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS