Mengenai Saya

Foto saya
selamat datang di blog ibu rumah tangga pecinta buku yang merangkap sebagai ownernya frozen food rumahan. di blog ini kamu bakal di manjakan sama aneka makanan, kisah inspiratif, opini sang penulis blog yang terobesesi main film novel buatannya sendiri yang nggak kelar-kelar. siap-siap ngakak juga sama cerita gila yang sesekali bakal meramekan blog perempuan imut ini.
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

masih belajar menjadi ibu

semua orang sepakat, sebelum menjadi ibu kita semua pernah menjadi anak dan masih menjadi anak meskipun sudah menjadi seorang ibu. saya menikah dengan duda beranak dua. tanggung jawab paling besar untuk saya adalah menjadi ibu. tidak sekali dua saya bertanya-tanya, ibu yang seperti apakah saya ini dimata anak-anak saya?

seseorang pernah mengatakan pada saya, "kamu tidak akan mengerti perasaan seorang ibu, karna kamu tidak punya anak". mungkin maksudnya anak yang saya lahirkan sendiri. benarkah demikian? akan saya sangkal ini dengan tegas. kenapa? karna saya juga seorang anak, dan saya punya ibu. bagi saya ini cukup relevan karna saya tau benar apa yang ibu saya rasakan untuk anaknya. bagaimana sakitnya melahirkan saya menyusul adik-adik saya, mengurus mereka siang malam terlebih saat sakit. mendidik, menjemput rejeki mereka dengan tulang remuk dibanting setiap hari. dan sampai detik ini, berani saya katakan, tidak ada seorangpun di dunia ini yang berani berkorban banyak demi kesejahteraan hidup saya selain ibu tanpa memikirkan dirinya sendiri. duh, selalu ingin menangis tiap membayangkan ini. dan yang paling penting, saya tau orang yang paling tidak rela saya sakit atau menderita adalah ibu saya. jadi saya tau benar bagaimana perasaan seorang ibu.




beliau lulus Mts saja tidak, tapi kalau ditanya selalu bilang pada anak-anaknya, "kalian tidak boleh seperti mamak, harus sekolah tinggi, belajar betul-betul, biar nanti kerjanya enak walaupun punya anak banyak." apa dulu mamak saya malas sekolah? salah! beliau anak yang rajin, dulu punya cita-cita, istilah kasar beliau sendiri mengkhayal pengen sekolah SPG dan jadi guru. tapi nggak pernah kesampaian karna keterbatasan biaya. sembilan bersaudara tentulah yang diprioritaskan nenek ( ibunya mamak saya) hanya anak lelaki karna merekalah tulang punggungnya kelak. 

sejak kecil kedua orang tua saya bekerja keras untuk memberikan hidup yang layak untuk keluarga, seingat saya nggak pernah kesulitan bayar uang sekolah, beli baju baru, makan makanan enak, semuanya cukup karna orangtua saya tidak pernah berhenti bekerja keras. diluar sana banyak orang yang mengeluhkan sikap orangtuanya yang begini dan begitu, saya dulunya demikian. tapi semakin kesini semakin berfikir, kenapa tidak mencoba memaklumi?
kalau ibu saya cerewet dan sedang banyak maunya, mungkin itu karna selama ini belum ada keinginan beliau utk diri sendiri yang bisa terpenuhi karna terlalu memikirkan tanggung jawabnya terhadap anak-anak. saya memilih belajar memaklumi hidup seorang ibu yang seluruh jiwa raganya didedikasikan hanya untuk melihat anak-anaknya hidup nyaman. 



saat saya memutuskan menikah, nasehat mamak hanyalah, kalau sudah menjadi ibu, yang difikirkan hanya memberi dan memberi tanpa sedikitpun mengharap balasan. beri saja yang sanggup diberikan tapi jangan sekali-kali berharap balasan nak. apalagi kalau nanti anak-anakmu banyak, semampu-mampunya bersikap adillah.

dan sekarang saya ditakdirkan jadi ibu. sampai sekarang masih belajar menjadi ibu. saya bukan tipe orang yang gampang memperlakukan orang lain sembarangan karna saya takut salah, daripada salah lebih saya diam dan tidak berbuat apa-apa sampai saya tahu benar apa yang harus saya lakukan. dan ini berlaku ke anak-anak. maaf ya nak kalian punya tambahan ibu penakut seperti bunda :) maaf kalau bunda lebih banyak diamnya dibandingkan mencereweti kalian seperti yang seharusnya dilakukan seorang ibu, bukan karna bunda tidak mau, tapi karna bunda memposisikan diri sebagai anak, sebagai kalian. dalam pandangan bunda, anak-anak seumuran kalian tidak suka ibu yang cerewet, jadi bunda memutuskan tidak demikian. lagipula untuk urusan cerewet, ada ummi kan? hehehe *peace ya ummi :)

bersama anak-anak di candi mendut, pergi bertiga dari royal ambarrukmo ke stasiun giwangan lalu sampailah di candi ini cuma berbekal GPS seadanya karna ini baru pertama kalinya ke jogja dan langsung dapet tugas bawa anak dua ini keliling borobudur dan sekitarnya sementara abinya sibuk meeting, sepanjang jalan bunda berdoa semoga kita nggak nyasar, nak.



untuk anak-anak yang Allah takdirkan diriku menjadi salah satu ibunya, semoga kalian tumbuh menjadi anak-anak yang baik. maafkan bunda dan abi yah nak kalau ketidaksempurnaan kami sebagai orang tua kadang mengecewakan kalian, terlebih bunda yang baru belajar ini. semoga kakak dan adek selalu sehat, panjang umur dan kelak jadi kebanggaan kita semua. 
bunda tidak bisa janji akan jadi ibu yang sempurna seperti yang kalian inginkan, tapi bunda berjanji akan selalu belajar memberikan yang terbaik yang mampu bunda lakukan. biar Allah yang menjadi sebab terciptanya ikatan kita ya nak. Allah sebaik-baik penentu. tentu Allah maha tahu, kenapa dari sekian banyak pilihan, bunda lah yang akhirnya masuk kedalam hidup kalian. di dunia ini ada dua ikatan ibu dan anak. ibu yang melahirkan anak melalui rahimnya, dan ibu yang melahirkan anak melalui hatinya. kalian punya dua-duanya. 

guntung, nonton adek lomba menari, bersama ummi

















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar