Mengenai Saya

Foto saya
selamat datang di blog ibu rumah tangga pecinta buku yang merangkap sebagai ownernya frozen food rumahan. di blog ini kamu bakal di manjakan sama aneka makanan, kisah inspiratif, opini sang penulis blog yang terobesesi main film novel buatannya sendiri yang nggak kelar-kelar. siap-siap ngakak juga sama cerita gila yang sesekali bakal meramekan blog perempuan imut ini.
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

hari ayah



Ayah.

bermakna orangtua lelaki. aku terbiasa memanggilnya Bapak sejak kecil. Laki-laki berperawakan sedang berkulit sawo matang dengan tubuh kurus (sekarang), dulu kulitnya putih, tubuhnya gempal berisi. waktu mengikis sisa-sisa bugar masa mudanya. mengambil sehat ditubuh tuanya dan menggantinya dengan diabetes kering yang bisa kambuh parah sewaktu-waktu bila gula darahnya terlalu tinggi. mungkin karna dulu bapak suka sekali makan yang manis-manis dalam jumlah yang tidak terkontrol.

ah, sudah berapa lama waktu berlalu untukmu, Pak?

aku. anak perempuan satu-satunya darimu di antara empat anak lelaki. anak pertama. harapan terbesarmu. yang selalu kau harapkan jadi contoh yang baik untuk empat anak lelakimu yang lain. yang tidak semua harapannya bisa ku penuhi. 

harus darimana ku mulai cerita tentangmu, Pak. semua momen itu tiba-tiba berebut penuh dalam ingatanku. saat kau menggendongku selagi kecil, mengantarku ke sekolah, membawaku jalan-jalan dengan sepeda motor pertama yang berhasil kau beli, sampai pergi ke lubuk-lubuk sungai banyak buaya tengah malam buta agar bisa mencarikanku dua tiga potong udang galah besar kesukaanku. betapa selama ini aku lebih banyak lalai mengingat semua kebaikanmu, Pak. 

hari ini aku akan bercerita tentangmu saja. tentang kenangan-kenangan terbaik yang ku miliki bersamamu. 

bapakku bernama lengkap Muhammad. ya, hanya itu saja. tidak pakai nama panjang lain misal Muhammad Amin, Muhammad Ansar, atau Muhammad-Muhammad lainnya. tapi aku mengambil kesimpulan mungkin karna nenek dan kakekku yang hidup pada zaman dulu dipengaruhi budaya dan adat setempat yang selalu menamakan anak mereka hanya dengan satu kata. kakekku sendiri juga namanya Abdullah. Hanya Abdullah saja. 

sejak kecil hidup bapakku keras. kalau ingin sekolah sampai lulus SMEA ( sekarang SMK ), harus tangguh cari biaya sendiri dan jalan kaki berkilo-kilo untuk sampai ke sekolahnya. alhamdulillah, setidaknya untuk ukuran zaman itu beliau sudah bisa lulus SMEA saja sudah "wah" sekali dibandingkan teman-temannya yang kebanyakan hanya lulusan SD atau SMP. 

tamat sekolah beliau diterima bekerja di salah satu perushaan kayu. sayangnya perushaan ini sudah tutup sekitar enam tahun yang lalu. lebih dari 20 tahun bekerja disana. penghasilan bapak tidak besar-besar amat, tapi cukup lah, ditambah kadang beliau punya usaha sampingan lainnya.

aku lahir di desa mamak. jam 10 pagi. baru berumur beberapa hari sudah jadi rebutan tetangga sekitar. setidaknya itu yang ku dengar dari mamak. kata orang aku lebih banyak mirip bapak. kebanyakan anak perempuan memang mirip ayahnya kan. mamak pernah bilang, waktu mengandungku ngidam hati rusa. bapak yang pergi ke hutan berburu rusa dan membawakan hatinya untuk dimasak.

saat umur tiga tahun aku mulai sering diajak Bapak ikut dengannya yang dulu hobby banget main bulu tangkis selepas shubuh, dipakaikan jaket tebal-tebal dan didudukkan di kursi wasit yang super tinggi itu sambil diwanti-wanti jangan nakal dan jangan banyak bergerak kalau nggak mau jatuh, cukup perhatikan saja bapak main sampai selesai, dan aku menurut padahal kalau mamak yang suruh aku diam pasti tidak digubris, soalnya sudah janji sama bapak akan patuh, kalau tidak lain kali tidak dibawa jalan shubuh-shubuh lagi. untuk ukuran anak umur tiga tahun memori itu masih amat sangat jelas diingatanku meski banyak juga memori lainnya yang hanya ku tahu dari cerita mamak saja karna aku sudah lupa. aku sampai terkencing-kencing di celana karna udara dingin pagi buta begitu, tapi rasanya menyenangkan, ikut bapak pergi kemana saja. 

adik lelaki pertamaku lahir saat usiaku empat tahun lebih. tidak terbayang bagaimana rasa cemburunya aku saat melihat bapak menggendong dan menciumi adik bayiku itu. aku senang punya adik, tapi aku tidak suka kalau bapak memperhatikan adikku dibanding aku. dalam pemikiran anak sekecil aku waktu itu, bapak ya punyaku. hanya boleh menggendong dan menciumku. bahkan dengan mamak saja, kalau bapak peluk-peluk mamak aku pasti merajuk. tidak boleh. bapak hanya boleh peluk aku saja.dan setiap malam selalu ku pastikan aku tidur di tengah-tengah di antara bapak dan mamak, hahaha...

dulu sebelum punya motor bapak selalu rutin bawa aku jalan-jalan sore keliling kampung naik sepeda. kadang aku dibonceng di depan pakai keranjang khusus untuk balita atau dibonceng di belakang dengan catatan kedua kakiku diikat agar tidak gerak-gerak sembarangan dan beresiko masuk ke dalam jeruji ban sepeda. 

pernah suatu hari, aku baru datang dari pusat kampung ikut mamak belanja besar disana, perjalanan pulang perginya memakan waktu seharian karna masih menggunakan kapal mesin dan belum ada jalur darat seperti sekarang. sebenarnya sudah ada speed perusahaan tapi hanya bisa digunakan jika memang speed nya stand by di tempat karna jumlahnya tidak banyak.  jadi saat senja itu aku akhirnya sampai juga di camp ( begitulah kami menyebut mess tempat tinggal kami yang bentuknya bangsalan ini). aku langsung meminta sesuatu dari bapak dan harus dilakukan saat itu juga. 

karna sudah beberapa hari tidak bertemu bapak, aku rindu. rindunya anak kecil tidak sama dengan orang dewasa yang jika bertemu saja sudah cukup, rindunya anak kecil sepertiku hanya bisa ditebus jika bapak membawaku keliling kampung naik sepeda. sebenarnya mamak sudah melarang, kata mamak besok saja, pamali sebentar lagi maghrib. tapi jangan panggil aku heny si anak kesayangan bapak kalau tidak bisa merayu bapak untuk tetap membawaku jalan-jalan meski mata mamak sudah memeloti bapak sekalipun. yah si anak kesayangan ini dibawa jalan-jalan juga dengan syarat sebentar saja, tidak usah pergi jauh-jauh. 

mugkin karna  bapak janji sama mamak tidak akan lama jadi lupa mengikat kakiku dan akupun terlalu girang menggerak-gerakkan kakiku kesana kemari, baru sekitar semenit dua sepeda dikayuh, aku menjerit kencang. pilu. terlihat amat kesakitan dan sesak nafas. pasti sudah bisa ditebak bukan, kakiku masuk ke dalam ban sepeda yang berputar. kata orang zaman dulu kakiku pengkong, bengkok kali ya untung tidak cacat ketika dewasa, ditambah kulitnya robek.

pertama kalinya dalam hidup aku melihat wajah bapak seperti itu. amat sangat takut sekaligus marah. aku tidak bisa membayangkan akan melihat lagi wajah bapak seperti itu. bapak langung menggendongku setelah mengeluarkan kakiku dari sepeda yang sudah dy banting sampai hancur dengan kekuatan penuh amarah itu, mungkin karna tidak tahu harus menhyalahkan siapa jadilah sepeda itu korbannya meskipun itu benda mati. karna benda mati itulah yang membuat anaknya menderita sedangkan selama itu beliau saja selalu berusaha melakukan apa saja untuk membuat aku bahagia dan nyaman dengan hidupku.

pinjam motor tetangga, dibawa ngebut ke mantri, lukanya dijahit. mamak menangis histeris sambil sibuk menyalahkan bapak tiada henti. aku ingat, bapak seperti linglung tidak tahu harus berbuat apa, merasa bersalah dan khawatir terhadapku yang meronta-ronta kesakitan. 

hari itu jadi pelajaran besar buatku. kalau tidak menurut apa kata mamak, perempuan yang susah payah melahirkan kita, yang olehnya malin kundang saja bisa berubah jadi batu, maka aku pasti bisa ketulahan ( bahasa banjar artinya sial atau apes karna suatu perbuatan yang dilanggar ). sama seperti sekarang saat sudah menikah karna imamku adalah suami, jadi kalau tidak menurut apa kata suami aku pasti ketulahan. 

aku pincang beberapa minggu dan pakai tongkat kemana-mana setelah kejadian itu. tapi luka jahitnya masih ada sampai sekaranmg di kakiku. tidak bisa hilang. sebagai pengingat kalau aku pernah punya kenangan yang nggak bagus-bagus amat tapi tetap menarik jika diingat. kenangan tentang masa-masa kecil bersama bapak.

bapak, maaf ya kalau setelah dewasa kita tidak seakrab dulu saat masih kecil. anakmu sudah bersuami sekarang. sudah ada yang menjaga, melindungi meski kau lah selalu yang terbaik dihatiku.

aku selalu percaya satu hal, yang ada dikepala bisa terlupakan tapi yang ada dihati tidak. semua peristiwa yang terjadi dalam hidupku jika itu benar-benar membekas dihati maka aku bisa mengingat jelas setiap detailnya dengan baik. 

contoh lainnya saat bapak mengantraku untuk pergi ke tempat tinggal nenek dan sekolah disana yang artinya aku harus berpisah dengan kedua orang tuaku, hanya bisa bertemu mereka saat liburan caturwulan ( dulu sistemnya masih cawu sekitar tahun 90-an ). aku sedih sekali. tidak rela. tapi mamak memaksa. aku harus pindah sekolah. karna jalur yang dilalui menuju sekolah di dekat camp dianggap beliau kurang layak untukku. jika hari hujan, jalan menuju kesana berlumpur, tidak ada teman sekolahku yang pakai sepatu, sepatu dimasukkan plastik dan hanya dipakai setelah sampai dikelas saat kaki penuh lumpur sudah dicuci bersih-bersih. menurutku asyik-asyik saja, aku tidak merasa itu memberatkan, malahan senang sekali kalau pulang sekolah bisa main plesetan di lumpur-lumpur tanah liat itu dan pulang dengan baju kotor seperti habis membajak sawah. tapi tidak bagi mamakku. 

sebenarnya yang paling beliau khawatirkan adalah jembatan gantung bermaterial kayu yang harus dilewati untuk sampai ke sekolah. dibawahnya sungai dalam dan kadang arusnya bisa sangat deras kalau sedang pasang. beliau takut aku terpeleset dan nyemplung ke sungai. kalau kalian yang membaca tulisanku ini melihat bentuk jembatan itu mungkin kalian yang hidup dikota besar tidak akan pernah membayangkan akan melewatinya setiap hari karna benrtuknya jauh dari safety. sisi kiri dan kanannya hanya diberi tali renggang-renggang. kalau dilewati jembatannya bergoyang-goyang indah, deh. dan mermang benar kalau sampai terpeleset sudah pasti jatuh nyemplung ke sungai. aku pernah hampir jatuh disitu karna disenggol teman yang ngebut naik sepedanya. isi tas ku berhamburan jatuh ke sungai. pulang sekolah mamak langsung terdiam ketika ku jelaskan kejadiannya dan setelah itu langsung mempertimbangkan bagaimana sebaiknya aku sekolah. 

jadilah aku dipindahkan ke kampung yang lebih besar dan jalan sekolahnya aman untukku. bapak yang mengantar, mamak tidak bisa ikut karna hendi adekku waktu itu masih bayi dan rentan dibawa perjalanan jauh. kami berangkat sore. artinya besok pagi baru sampai tujuan. naik kapal mesin. aku menangis tiada henti menggenggam baju-baju dalam tas yang dipackingkan mamak, aku merayu-rayu bapak setengah mati agak tidak membiarkanku tinggal jauh darinya. aku tidak bisa. bagaimana kalau aku rindu, siapa yang akan ku peluk? siapa tempat aku mengadu kalau ada hal yang tidak ku sukai nanti disekolah baruku seperti aku yang sering mengadu pada bapak jika ada anak lelaki kelewat bandel yang suka menggangguku lalu telinganya dijewer oleh bapak dan dipesani jangan berani ganggu aku lagi. dan siapa yang akan membawaku jalan-jalan keliling kampung lagi? aku suka tinggal di camp, suka dengan teman-teman sekolah dan mengajiku. mereka selalu asyik menemaniku bermain apa saja. bapak hanya menghiburku dan memelukku semalaman suntuk. aku tidur dan menangis terbangun berkali-kali dipelukannya. pelukan terhangat yang akan selalu ku kenang darimu, Pak. pelukan yang kini hanya bisa ku dapatkan dari suamiku, kehangatan yang sama, kasih sayang yang besar dan keinginan kuat dalam dada untuk senantiasa melindungi. sama seperti dulu aku akan tenang setelah menangis karna dimarahi mamak hanya jika kau peluk, kini aku merasa tenang dengan segala problema hidup jika berada dalam pelukan suamiku. kalian dua lelaki yang selalu ku syukuri pernah terjadi dalam hidupku.

waktu itu aku masih kecil, aku belum mengerti kenapa bapak tetap tidak bergeming dan tidak mempan dirayu padahal biasanya aku cukup merengek sedikit saja. aku terluka. luka seorang anak kecil yang baru ku pahami setelah dewasa bahwa justru itulah bentuk kasih sayangmu yang paling besar yang tidak pernah kau tunjukkan padaku dan hanya ku tahu lewat cerita mamak. bahwa setelah aku tidak tinggal denganmu maka setiap membawa tangkapan udang galah, jika dimakan bersamaku bapak selalu akan makan hanya jika setelah semua kulit udang itu sudah dikupaskan untukku dan kami makan bersama dengan sama lahapnya, maka saat aku tak ada bapak hanya makan sedikit dan bilang, "ini udang kesukaan heny."

aku tidak kan pernah mampu membalas semua yang pernah kau berikan untukku, pak. semakin dewasa aku, bapak semakin tua. membuatku tidak suka dengan pertambahan usiaku yang artinya juga bertambah tua dan renta dirimu. 

sejak aku tidak tinggal denganmu hubungan kita mulai berubah. kita masih bercanda seperti biasa saat aku libur sekolah dan mendatangimu, tapi sudah tidak seperti dulu lagi. aku merasa sedikit ada jarak diantara kita. padahal kau hanya tidak ingin menyaksikan aku berat meninggalkanmu saja saat liburan itu sudah habis jika hubungan kita terlalu dekat seperti dulu. aku tahu, kau memasuki fase dimana kau mulai mendidikku dengan sedikit keras. 

aku tidak marah padamu, kecewa pun tidak saat ini. aku sudah dewasa pak. sudah banyak yang bisa ku pahami. sudah banyak penjelasan yang bisa ku mengerti. aku justru berterima kasih padamu, karna kau aku menjadi anak perempuan yang bisa mandiri saat jauh darimu, aku bisa diandalkan. aku bisa mengurus diriku sendiri dengan baik di usiaku yang semuda itu tanpa dibantu siapapun. aku bahkan bisa menangani hal yang tidak ku sukai dari orang disekitarku dengan caraku sendiri. lihatlah, anak perempuan kesayanganmu dulu sudah tidak manja lagi. *mungkin  sifat manja itu hanya berlaku untuk suamiku sekarang, peace my hubby*

selamat hari ayah sedunia, Bapak. lelaki pertama yang amat sangat ku cintai dalam hidupku sebelum suamiku. bapak tau kan, meski kini ada lelaki lain dihatiku yang hidupnya menjadi prioritas utamaku, tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi bapak di tempat teristimewa ini. bapak selalu yang paling ku sayangi meski aku sudah dewasa dan tidak fasih lagi mengatakannya setiap hari seperti saat aku masih kecil dulu, saat aku masih menjadi anak perempuanmu yang paling manja dan suka merajuk kalau maunya tidak dituruti. semoga bapak panjang umur dan disayang Allah, dimuliakan Allah dan senantiasa diberkahi olehnya. 

kita semua yang masih memiliki orang tua maupun yang sudah tidak lagi, jika ada kejadian buruk yang membuat hubungan kita dan orangtua juga memburuk, maka bukan berarti itu artinya orang tua kita tidak lagi menyayangi kita. kadang kita tidak tahu atau mungkin tidak ingat, bahwa dulu saat kita masih kecil, saat kita belum mampu mengingat apapun karna keterbatasan akal, ada hal-hal luar biasa yang dilakukan para orangtua hanya demi kebaikan dan kebahagiaan anaknya. 

isi blog ini ku persembahkan hanya untukmu, Pak. hanya untukmu.

dua lelaki yang paling ku cintai. yang satu sedang mengucapkan akad menghalalkanku, yang satu tersenyum bahagia saat akhirnya sumpah dihadapan Allah, keluarga dan kerabat itu selesai di ikrarkan di hadapan penghulu.



















































































  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar