Mengenai Saya

Foto saya
selamat datang di blog ibu rumah tangga pecinta buku yang merangkap sebagai ownernya frozen food rumahan. di blog ini kamu bakal di manjakan sama aneka makanan, kisah inspiratif, opini sang penulis blog yang terobesesi main film novel buatannya sendiri yang nggak kelar-kelar. siap-siap ngakak juga sama cerita gila yang sesekali bakal meramekan blog perempuan imut ini.
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

wanita seperti apa akan membentuk lelaki seperti apa

harus tetap menulis disaat mood nggak nyampe kesitu rasanya sulit. tapi saya mencoba menciptakan mood terbaik dengan tetap menulis dalam kondisi apapun. mentor saya bilang, kalau nulis cuman nunggu mood, kapan kamu latihannya?

sebenarnya saya cuman lagi mood mengobrak-abrik isi dapur, nyobain resep-resep kue yang lagi booming seliweran di facebook. tapi ya udah, saya tetap harus nulis meskipun ngalor ngidul sesuai janji saya bahwa saya akan rajin latihan menulis.






oke, saya mau ngobrol tentang pasangan terbaik. tentang bagaimana kita bersikap akan menentukan akan jadi seperti apa pasangan kita nantinya. 



apa yang membuat seseorang berani memilih seseorang lainnya untuk dijadikan teman hidup. sering saya tanya suami, kenapa kamu pilih saya?

suami saya kalau dikasih pertanyaan sejenis ini, susaaah banget dapat jawaban seriusnya, saya musti berapa kali cemberut, ngambek bin manyun dulu baru bisa dapat jawaban jujurnya. 

"karna bagi saya kamu cantik."

"hah, cuma itu?"

"karna saya mencintai kamu dan kamu pun mencintai saya."

"lalu apalagi?"

"karna kamu sederhana."

"karna  kamu tidak ganjen. saya nggak mau punya istri genit ntar nggak setia"

"karna saya punya keyakinan kamu akan jadi istri yang taat kalau saya jadi suamimu."

saya mengingat satu-satu semua jawaban ini, meletakkannya pada tempat paling kuat dihati. dan kalau ditanya balik kenapa saya memilihnya untuk menjadi teman hidup, maka jawaban saya...

"karna saya selalu suka melihat wajahnya, terlepas apakah dia sebenarnya ganteng atau tidak. bagaimana saya bisa jadi istri seseorang yang melihat wajahnya saja saya tidak suka."

"karna dia juga mencintai saya, poin penting. saya tidak mau menikah dengan lelaki yang tidak mencintai saya. buat apa? cinta itu perlu. Nabi saja pernah membolehkan seorang gadis yang dinikahkan paksa oleh Ayahnya dengan lelaki yang tidak dicintainya untuk membatalkan pernikahannya. bagi saya jika ingin membangun rumah tangga, maka cinta adalah salah satu pondasi terkuatnya meski memang tidak cukup jika tidak ditunjang pondasi-pondasi lainnya.

"karna setidaknya menurut saya shalatnya bagus. jangan main-main untuk perkara yang satu ini. ketika kita mati nanti amalan yang pertama kali diminta pertanggungjawabannya adalah shalat. saya butuh lelaki yang shalatnya jauh lebih baik dari saya. saya percaya sifat baik itu menular, pun sikap buruk. kalau suami saya shalatnya bagus, semoga dia juga tidak bosan membimbing saya perkara shalat ini, selalu mau memastikan shalat saya sempurna sesuai syariat.

"karna dia selalu mau mendengarkan saya. ya, perempuan selalu butuh didengar."

dalam rumah tangga, komunikasi yang baik antara pasangan sebenarnya tidak didapat dengan mudah. butuh dua orang yang saling percaya, sama-sama mau mendengarkan keluhan pasangan masing-masing, dan mau berusaha melakukan apapun demi hubungan yang lebih baik.

"yank, apa buktinya kalau kamu cinta sama aku?" saya menuntut bukti.

Tidak langsung dijawab. butuh beberapa jeda sebelum memberi pernyataan dengan keyakinan penuh,

"saya tidak akan meninggalkan kamu, kecuali kamu yang ingin pergi. saya akan tetap tinggal ketika kamu meminta saya tinggal. saya akan temani ketika kamu butuh ditemani. meski saya tidak bisa janji jadi suami yang terbaik."

tersentuh. saya lumer mendengar jawaban ini. terlebih sekarang. karna dua tahun menikah, beliau membuktikan ucapannya. bagaimana pun sebelnya beliau ke saya, marahnya, jemgkel setengah matinya, tetap ada disisi saya, meski balik badan melungker seperti udang diatas kasur, hahahaa

saya tanya lagi, kamu lebih cinta ke saya sebelum atau sesudah menikah?

"tentu saja setelah menikah."

"kenapa? saat sudah menikah kita jadi sama-sama tau kekurangan masing-masing yang tadinya nggak keliatan saat belum menikah, tidakkah itu memudarkan rasa cinta dihatimu?"

"tidak."

oke. cukup. saya tau alasannya. mungkin karna kami sudah melewati masa-masa sulit bersama. bertahan bersama, menangis dan tertawa bersama. saya tau jelek-jeleknya suami saya tapi saya tetap cinta, itu disebut toleransi. tidak membiarkan tapi juga tidak memaksakan perubahan terjadi sekilat membalik telapak tangan. suami saya juga demikian, dia yang paling tau jeleknya saya gimana meski sering protes tapi tetap mau memaklumi dan membimbing saya. 

semoga Allah cukupkan aku untukmu dan kamu untukku



menikah itu sulit kawan. siapa yang bilang mudah? jadi para jomblowers yang sering ngadu ke saya kenapa nggak nikah-nikah, mending siapin diri dulu. kalo lelaki siapin mental dan finansial, kalo perempuan siapin mental dan skill. kalo finansial si lelaki nggak siap, mental nggak siap, perempuan nggak punya skill ngurus rumah tangga, lantas mau bangun rumah tangganya pake apa? pake cinta? 

nggak sedikit yang cerai baru bentaran nikah padahal nikahnya karna sama-sama cinta cuman karna si suami nggak bisa mencukupi kebutuhan istri, atau meskipun bisa si istri juga nuntutnya diluar batas kemampuan suami. atau si istri yang nggak mau belajar ngurus rumah, ngurus suami, masih betah ngurus diri sendiri dan hidup seenak dewe karna faktor kebiasaan saat masih single, bebas tanpa aturan dan tanggung jawab.

urusan mental, kalo mental kita nggak cukup baik, ada problem dikit, berantemnya di sosmed dibaca ribuan orang di share kemana-mana, anggapan orang jadi miring, padahal suami istri yang tadinya berantem heboh udah baikan kembali, mesra kek permen karet ditempelin ke rambut, tapi dunia terlanjur tau dan ngejudge yang borok-borok, inilah pentingnya bagi kita menjaga aib pasangan sendiri. jangan berfikir pendek saat lagi marah semua diumbar biar suami malu, maksudnya mau kasih efek jera biar suaminya kapok tapi malah jadi boomerang ke diri sendiri. fikir aja, suami istri itu ibarat pakaian, kalo suaminya dinilai orang nggak bagus, maka orang juga mikir mungkin karna istrinya juga sama nggak bagusnya. karna jodoh itu seperti cermin. tempat kita saling berkaca dan membenahi diri.

makanya dibutuhin dua orang yang benar-benar serius berkomitmen. punya tujuan yang sama dan mau susah bersama untuk membangun pondasi rumah tangga yang kuat, karna kalau dari awalnya sudah rapuh, ada badai dikit rumah tangganya berantakan, deh. 

suami istri harus tau tugasnya apa, perannya apa. saya lupa pernah baca dimana, katanya cinta itu bisa padam bara nya kalau nggak dijaga. itu benar. saya bukan psikolog atau konsultan pernikahan yang bisa kasih tips cara menjaga cinta dalam pernikahan agar selalu membara apinya, tapi setidaknya yang bisa saya lakukan adalah menunjukkan pada pasangan saya kalau saya selalu mencintainya, selalu suka menatapnya berlama-lama seperti orang baru kasmaran, dan saya nggak malu sering bilang padanya kalau saya sayang, saya cinta, saya rindu, saya ingin dia memeluk saya 



kasih sayang itu bagian dari cinta. tunjukkan. nggak perlu malu or gengsi sama pasangan halal sendiri.

salah satu tanda bahwa komunikasi kita dan pasangan cukup baik adalah kita nggak ragu mengatakan padanya kalau memang ada sikapnya yang nggak kita sukai. meskipun, menegur selalu ada caranya.  kalau cara menegur salah, timing nggak pas, nggak bisa baca situasi, yang ada perang dunia ketiga meletus. saya misalnya, nggak akan ngambek kalau ditegur, dinasehati, sambil dipeluk, hahahaa... istri mana yang bisa tersinggung kalau suaminya ngomel pun tapi sambil melukin istrinya :p

akhir-akhir ini banyak banget temen yang udah lama menikah maupun baru menikah mempercayakan masalahnya pada saya.  who i am? jujur, saya takut salah kasih solusi. kalau saya hanya menjadi pendengar saja dan tidak memberikan solusi apapun maka artinya ilmu saya belum sampai situ. pernikahan saya juga nggak sempurna-sempurna amat, tapi saya dan suami selalu mengupayakan semuanya tetap berada dijalur yang nyaman untuk kami berdua. dan sebisa mungkin saya coba bantu teman-teman yang lain berdasarkan pengalaman saya yang hasil akhirnya baik atau dari buku-buku pernikahan yang sering saya baca.

Nggak ada pasangan yang seratus persen sesuai sama kriteria yang kita mau. nggak ada sejarahnya pernikahan nggak pernah punya masalah, semua suami istri pernah berantem. nggak ada pernikahan yang sempurna tapi, ketidaksempurnaan adalah bukti dari kesempurnaan itu sendiri. karna ketika kita memutuskan tetap mencintai seseorang yang yang nggak sempurna, artinya cinta itu sempurna, mau menerima yang kurang dan mensyukuri yang lebih. 



suami saya orangnya nggak romantis, kalau disuruh merayu istrinya pake puisi dijamin ngakak deh, lebih banyak ngebanyolnya. sebaliknya, saya romantis. banget malah. kadang kita sering nggak nyambung untuk urusan ini tapi sesekali bisa klop juga, saya bangga ngeliat usaha suami buat bikin saya ngerasa spesial entah itu kasih sesuatu yang kreatif dihari ultah saya dengan buatan tangannya sendiri atau nyariin apa yang saya suka cuma buat bikin saya melonjak kegirangan. 

kadang orang-orang sibuk membuat dirinya dicintai tapi lupa gimana caranya mencintai. dulu awal menikah saya orangnya terlalu keras. suami harus super duper setia. karna bagi saya, saya juga setia. maka nilai yang saya dapat harus imbang. pertanyaannya, setia itu sifat dasar apa sifat yang bisa dibentuk?

saya lupa, Allah ciptain laki-laki dengan sebuah kecenderungan mendua. ingat puisinya pak Habibie ke ibu Ainun? 

" kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang
pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan
pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh,
tapi rasanya terlalu sebentar kau disini
mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu, sayang..
tanpa mereka sadari bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia sedangkan kecenderunganku adalah mendua. tapi kau ajarkan aku kesetiaan sehingga aku setia. kau lah yang membuat aku setia.
kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini"

saya selalu suka cara pak Habibie mendeskripsikan cintanya pada ibu Ainun. maka, wanita seperti apa akan membentuk lelaki seperti apa. sebelum saya menuntut, saya kembali membenahi diri saya terlebih dahulu. jika saya ingin suami saya setia, maka saya tidak perlu mengikatnya kencang-kencang. suami saya sebelum menikah dengan saya sudah punya kehidupan sendiri, punya teman-teman seperti hal nya saya punya teman berlainan jenis. saya cukup menerima dan memberikan kepercayaan tanpa memenangkan ego saya dengan pemikiran "bagaimana jika saya dianggap bodoh jika terlalu percaya lalu nanti akan dibodohi?"

setiap istri dikaruniakan radar. insting yang tajam. kalau diluar suaminya nakal, percayalah yang paling tau dan bisa merasakan itu adalah si istri. jika suami keluar jalur, tegur dengan lembut. katakan padanya, kalau kita tidak ingin dia melakukan hal itu lagi karna itu berpotensi membahayakan hubungan baik yang sudah susah payah dibangun bersama. cara menegur suami dan cara menegur istri itu tidak sama. banyak-banyak baca buku pernikahan deh kalau memang perlu bantuan untuk hal ini.

saling menghargai satu sama lain dan tidak memaksakan kehendak. contoh, suami saya doyan ikan lele. saya nggak. terkecuali ikan ini dimasak rabuk ( versi abon keringnya ), saya nggak sanggup masak ini di rumah, suami saya mahfum. saya nggak pernah diminta masakin ikan lele, kalau pengen suami makan ikan lele di warung pecel lele. tandanya suami menghargai ketidakbisaan saya yang tidak bisa diganggu gugat ini, saya mabok duluan kalo harus siangin ikan lele apalagi masaknya. sebagai gantinya saya nggak pernah masak jengkol dirumah meskipun pengen. kecuali kalo suami saya keluar kota. karna kalo masak jengkol pasti bau nya serumahan juga nyium, suami saya nggak suka bau nya terlebih jengkolnya. saya hargai ketidakbisaan beliau yang memang tidak bisa diganggu gugat seperti hal nya ketidakbisaan saya. saling memaklumi dan memahami yang bisa dirubah dengan yang tidak. 

terakhir, taat. patuh pada suami selama yang diinginkan suami tidak bertentangan dengan syariat. termasuk tidak memberikan izin masuk ke rumah tamu yang tidak disukai suami, kalau dalam konteks kehidupan nyatanya yang lebih sering terjadi memilih tidak berteman dengan orang yang tidak disukai suami seberapapun sulitnya itu.

well, untuk semua teman-teman yang akan menikah, sudah menikah atau baru menikah juga yang belum menikah...



rumah tangga itu ribet, kalau sederhana namanya rumah makan. kalau belum menikah bekali diri kalian sebanyak mungkin dengan segala persiapan mental, skill, penddidikan, finansial, agama dan akhlak yang baik, semoga kelak itu membantu banyak saat kalian harus terjun langsung ke dunia bahtera cinta yang sesungguhnya. badainya luar biasa, Cin. 

kalau akan menikah, beli buku pernikahan banyak-banyak. lahap semua. itu bekal. buku yang baik dan bagus isinya sedikit banyak akan membentuk pola fikir kamu.

kalau baru nikah, sabar dong...
nikmati aja drama-dramanya yah, hehehe... kita semua ngalamin kok. banyak-banyak sabarnya. ingat, pahala orang sabar itu tiada batasnya. niatkan aja semua untuk ibadah. nyesek-nyesek dikit nggak apa lah, namanya juga baru nikah, masih adaptasi sama karakter pasangan yang nyebelinnya subhanallah. menyatukan dua jiwa itu sulit dan menyakitkan, waktunya juga nggak sebentar. gigit kuat-kuat setiap pemahaman baik yang bisa kamu dapatkan dari pengalaman orang maupun buku bacaan. ibarat nanam bambu cina, nikah kayak gitu. lima tahun pertama nanam bambu cina, mau dipupuk kek, disiram kek, bambunya cuma numbuh beberapa centi pertahun heheheee... tapi jangan putus asa untuk tetap memberikan yang terbaik kepada pasangan, karna setelah lima tahun berikutnya, bambu cina saja menunjukkan hasil perjuangan orang yang bersabar menanamnya, tumbuh menjulang tinggi hingga bermeter-meter panjangnya membayar habis semua kesabaran si penanamnya yang menunggu sangat lama. apalagi pernikahan... keajaiban bisa terjadi justru pada orang-orang yang selalu sabar.

dan untuk yang sudah lama menikah bahkan lebih lama dari saya, makasih udah berbagi banyak pengalaman. semoga manfaat untuk orang banyak. semoga makin langgeng. ayo kita ciptakan kisah cinta kita sendiri, seperti Pak habibie dan ibu Ainun.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar